NCL Madiun, Maret 2021 – Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tidak ada yang sempurna. Bersyukur jika kita dilahirkan dengan potensi bakat kecerdasan dan punya kelebihan. Bagaimana jika sebaliknya? Apakah lantas kita tidak punya hak dan kesempatan yang sama untuk bisa menjadi pribadi yang berarti? Dangkal jika kita memiliki pola pikir seperti itu, karena secara ilmiah sudah sering dibuktikan, bahwa motivasi yang dibangun untuk mengejar ketertinggalan, berkali-kali lebih kuat daripada kemampuan untuk bertahan. Apalagi jika di ikuti dengan dukungan dari faktor luar. Karena pada prinsipnya manusia adalah makhluk sosial, angkuh sekali rasanya jika hidupnya tidak membutuhkan bantuan dari orang lain!
Paragraf di atas hanyalah sepenggal luapan perasaan dari emosi yang penulis rasakan ketika menuliskan artikel ini. Karena jujur saja, jika penulis juga hampir memiliki pengalaman yang serupa dengan judul. Maka sebagai momentum pengingat untuk kita semua, penulis ingin menyampaikan jika, “kita berhasil karena bakat atau keunggulan yang sudah kita miliki, itu wajar, normal dan sudah memang semestinya begitu. Namun jika kita mampu berhasil dengan hasil yang sama bahkan lebih dengan segala keterbatasan dan kekurangan kita, itu baru keren, inspiratif dan istimewa.”
Namanya mas Haris, lulusan NCL Madiun yang punya cerita kurang menyenangkan sebelum dia diterima sebagai mahasiswa aktif di NCL Madiun, lulus dan terbang ke Eropa. Betapa tidak, mas Haris pernah sampai pindah sekolah hanya karena sering di bully sama teman-teman sekolahnya. “Sebelum masuk NCL saya sangat insecure karna masih ada sedikit trauma kalau ketemu banyak orang, saya minder dan takut ketemu orang, saya tidak bisa melihat pandangan orang yang berbeda kepada saya, menganggap saya ini aneh, tidak wajar, tidak normal, dan lain-lain” begitu kata mas Haris kepada penulis.
“Tapi Alhamdulillah, saya beruntung bisa ketemu langsung dengan Pak Dar, saya banyak diberikan motivasi dan sugesti positif yang membuat saya akhirnya punya rasa percaya diri lagi, itulah cerita saya bisa masuk di NCL, setelah saya menjadi siswa di NCL, saya merasa punya rumah kedua, teman-teman dan dosen-dosen dan staf disana baik-baik dan juga suka membantu saya, sampai sekarang mereka semua sudah kaya keluarga buat saya” ucap mas Haris menambahkan.
“Setelah saya selesai pendidikan 6 bulan di kampus, saya on the job training di Jakarta, kemudian setelah on the job training itu saya sempat bekerja sebentar sambil proses dokumen kelengkapan untuk bekerja di kapal pesiar. Alhamdulillah, sampai sekarang saya masih bekerja di perusahaan kapal pesiar Costa” kata mas Haris
Ketika penulis menanyakan keberadaan teman-teman mas Haris yang dulu suka melakukan bullying, mas Haris menjawab “Saya tidak tau mereka dimana, buat mereka, mungkin saya adalah orang yang lemah. Tapi terimakasih sudah melakukan itu kepada saya, mungkin jika tidak dengan begitu, saya tidak ketemu dengan NCL dan tidak bisa bekerja sambil jalan-jalan ke Eropa. Saya berdoa dan berharap, semoga teman-teman bisa segera menyusul saya, supaya kita bisa sukses sama-sama, main sama-sama, seneng-seneng bareng lah pokoknya” – Selesai.
Leave a Reply
Your email is safe with us.