NCL Madiun, Desember 2019 – Dunia kerja perhotelan menjadi tren yang banyak diminati oleh kaum remaja milenial yang terlahir di rentan tahun 1990 sampai 2000-an. Pasalnya, kesempatan untuk bisa menjadi pribadi yang sukses, mandiri dan mapan secara finansial di rentan usia mulai 19-25 tahun ini sangat terbuka lebar. Para milenial ini tidak lagi melulu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan di dunia kerja industri yang berhubungan dengan komputer atau teknologi, farmasi, pendidikan, perdagangan, keuangan, bisnis start-up, operator operasional atau bidang pekerjaan lain, yang pada umumnya memiliki lebih banyak pesaing atau para pencari kerja, namun juga mulai menjelajah ke dunia kerja perhotelan yang masuk dalam kategori bidang usaha pelayanan dan jasa. Hal ini tentu bukan terjadi begitu saja, ada banyak faktor yang melatar-belakangi keputusan para generasi muda Indonesia ini untuk mengambil peluang di dunia kerja perhotelan.
BACA JUGA : TERNYATA INILAH 5 HAL YANG BIKIN KITA SUSAH DAPAT PEKERJAAN..!!
Salah satu alasan utamanya adalah karena kompetensi yang diajarkan dalam sistem pendidikan dan pelatihan kerja dunia perhotelan ini sudah berstandar internasional, yang artinya, kalau mereka mau, mereka bisa dengan mudah menjelajahi dunia, menjadi hotelier profesional atau kerja sambil berwisata keliling dunia diatas kapal pesiar. Soal gaji? Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, pada umumnya mereka yang bekerja di dunia perhotelan, memiliki penghasilan yang jauh diatas rata-rata pekerjaan pada umumnya, nilainya pun fantastis, mencapai belasan juta rupiah setiap bulan. Namun sebelum lebih jauh lagi mengulik seputar dunia kerja perhotelan, buat kamu yang ingin menekuni bidang ini, ada baiknya kamu simak, beberapa istilah dalam dunia kerja perhotelan terpopuler sebagai tambahan wawasan, agar kamu semakin mantap mempersiapkan diri menerjuni bidang pekerjaan ini. LETS GO..!!
DO NOT DISTURB
Mengapa kita tidak mengawali dengan istilah Check-In atau Check-Out, karena tentu ini bukan termasuk dalam 5 kategori yang kami susun. Namun sebagai bonus, akan kami sampaikan secara singkat bahwa Check-In berarti istilah bagi tamu saat masuk dan menginap ke dalam sebuah hotel, sedangkan Check-Out adalah istilah saat tamu keluar dari hotel sekaligus mengakhiri batas waktu menginapnya. Kalau kamu pernah menginap di hotel berbintang, mungkin kamu pernah menjumpai tanda “DO NOT DISTURB” yang biasanya tergantung di pintu kamar tamu. Secara harfiah (arti kata, red), “DO NOT DISTURB” berarti “Jangan Diganggu”.
BACA JUGA : INILAH YANG HARUS KAMU KETAHUI JIKA INGIN MENDAFTAR DI NCL MADIUN DI TAHUN 2020
Tanda tersebut tentunya dibuat untuk menginformasikan kepada para karyawan hotel. utamanya mereka yang bekerja di departemen Housekeeping untuk tidak mengganggu privasi tamu. Seperti kita ketahui, para petugas Housekeeping ini memiliki jadwal rutin untuk membersihkan kamar hotel setiap pagi. Nah, ketika mereka menemukan tanda “DO NOT DISTURB” yang tergantung di pintu kamar hotel, artinya tamu tersebut tidak ingin diganggu privasinya. Bisa jadi karena mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk beristirahat, sehingga tidak ingin diganggu dengan layanan dan fasilitas kebersihan kamar dari pihak hotel. Selain daripada itu, tanda ini juga difungsikan untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti hilangnya barang tamu yang ada di dalam kamar. Dengan adanya tanda tersebut, seolah-olah memberikan isyarat, bahwa masih ada orang di dalam kamar hotel. Ini akan membuat tamu merasa lebih aman, terutama ketika tamu meninggalkan kamar hotel dengan meninggalkan barang-barang bawaannya di dalam kamar.
SERVICE CHARGE
Ini akan menjadi pembahasan menarik yang cukup panjang, karena dirasa kurang sedikit menyenangkan bagi tamu, namun sangat menguntungkan bagi manajemen hotel, termasuk mereka yang bekerja di dalamnya. “Service Charge” merupakan istilah yang digunakan dalam dunia perhotelan yang mengartikan sebuah tambahan biaya layanan seperti pajak yang harus dikeluarkan oleh para tamu hotel ketika menginap termasuk biaya tambahan sebagai apresiasi dalam menggunakan jasa pelayanan hotel. “Service Charge” ini sudah tentu ada di level hotel berbintang, namun dengan semakin bertumbuh-kembangnya industri perhotelan, sekelas “homestay” dan “hotel budget” pun juga memiliki “Service Charge” ini. Besaran nilai “Service Charge” sebenarnya tidak memiliki patokan standar, karena beberapa hotel menerapkan kebijakan tertentu dalam pembebanan “Service Charge” ini, tergantung dari tingkat reputasi hotel tersebut, namun umumnya besaran nilai yang ditambahkan adalah 21%. Nilai ini dibagi dalam pembagian 11% untuk pajak pemerintah dan 10% untuk jasa servis hotel. Yang akan kita coba hitung disini adalah bagian 10% yang menjadi jatah hotel. Ilustrasinya begini, semisal harga kamar hotel A per malamnya dibanderol dengan harga Rp. 500.000++, disini bisa kita artikan bahwa tanda ++ dibelakang nilai angka itu berati penambahan “Service Charge”. Jika mengacu pada ketentuan diatas, maka harga yang harus dibayar menjadi Rp. 500.000 untuk tarif kamar hotel + 10% dari kamar hotel senilai Rp. 50.000 + 11% dari tarif kamar senilai Rp. 55.000.
BACA JUGA : GAJI 12 JUTA PER BULAN..!! INILAH BUKTI SUKSES ALUMNI NCL MADIUN DARI TRENGGALEK..!!
Alhasil, tamu yang menginap harus membayar tarif kamar tersebut sebesar Rp. 605.000 Nett/Total. Lantas dimana letak keuntungan bagi para karyawan hotel. Coba kita bayangkan, seandainya hotel A tersebut memiliki 50 jumlah kamar dengan tingkat “occupancy” (tingkat hunian, red) mencapai 80%, maka setiap bulan hotel A tersebut mendapatkan “Service Charge” sebesar Rp. 60 Juta (Rp. 50.000 X 40 Kamar X 30 Hari). Jika jumlah staff dalam hotel A terssebut berjumlah 30 Orang, maka secara matematis, setiap staff akan mendapatkan tambahan income (penghasilan, red) sebesar Rp. 2 Juta tiap bulan (Rp. 60 Juta dibagi 30 orang). Ini baru dihitung dari penjualan kamar, belum jika kita hitung penambahan pemasukan “Service Charge” dari layanan fasilitas lain seperti yang bersumber dari restoran, banquet, fitnes & spa. Mangkanya tidak heran kalau uang hasil “Service Charge” yang diterima staff hotel itu besarnya melebihi 2 sampai 3 kali lipat dari gaji pokok mereka. Aje Gileeeeee!!!!
BUFFET SERVICE
Yang hobi kuliner, rasanya istilah ini sudah tidak asing lagi ya. “Buffet Service” merupakan istilah dalam hotel yang secara spesifik ada dalam departemen Food and Beverage Service yang berarti jamuan makan prasmanan. Istilah lain menyebut dengan nama “ALL YOU CAN EAT” (semuanya boleh/bebas dimakan, red). Ini adalah salah satu pemikat untuk para tamu, agar lebih memilih layanan hotel berbintang ketimbang penginapan biasa. Tidak lain dan tidak bukan, karena “Buffet Service” ini hanya ada di dalam manajemen hotel berbintang. Mari kita bayangkan, sebuah restoran dalam hotel berbintang yang menyediakan lebih dari 50 menu dan olahan makanan, lengkap dengan sajian minuman dan beberapa olahan aneka Pastry and Bakery (olahan roti dan kue, red) yang bisa dikonsumsi secara bebas oleh tamu-tamu hotel, dengan rentang waktu 3 sampai 4 jam, secara gratis tanpa tambahan biaya apapun! Sekali lagi, gratis tanpa biaya tambahan apapun!
BACA JUGA : AWAS..!! HINDARI 8 HAL INI SUPAYA KARIR KAMU TIDAK HANCUR BERANTAKAN..!!
Bisakah kita menikmati semua makanan dan minuman tersebut? Penulis yang pernah melakukan observasi dan pengujian langsung di lokasi hotel bintang 4 di kawasan Solo, Jawa Tengah, pernah melakukan pengujian dengan mengambil sample 2 sendok per 1 item makanan ditambah setengah gelas per 1 item minuman saja, hanya bisa mengkonsumsi sekitar 30-40 menu saja, selebihnya yah untuk alasan kesehatan daripada kekenyangan lantas tidak bisa bergerak! Terkecuali jika kita memiliki kapasitas daya tampung perut berukuran jumbo, mungkin ceritanya sedikit lebih berbeda. At least, penulis ingin bertanya kepada para pembaca sekalian, berani mencoba?
LOST and FOUND
Sesuai namanya, “Lost and Found” berarti kehilangan dan ditemukan. Istilah ini biasanya lebih sering ada di departemen Housekeeping atau Front Office. Istilah ini merupakan istilah yang wajib diketahui terutama oleh para karyawan di lingkungan kerja perhotelan, namun bagi tamu yang menginap, mengetahui istilah ini juga merupakan sebuah keuntungan tersendiri, pasalnya tidak menutup kemungkinan, ketika para tamu yang menginap di hotel sudah Check-Out, kemudian merasa ada barang yang tertinggal di dalam kamarnya, tamu ini bisa memanfaatkan layanan “Lost and Found” ini untuk melacak keberadaan barang yang tertinggal untuk bisa ditemukan kembali. Di beberapa kasus tamu yang ketinggalan barang bawaan ketika sudah Check-Out, 90% merasakan manfaat dari layanan dan fasilitas ini. Yes! Barang yang tertinggal bisa ditemukan dan dikembalikan kepada pemilik sahnya.
BACA JUGA : (INSPIRATIF) INILAH DERETAN ALUMNI NCL MADIUN, FROM ZERO TO HERO..!!
Hal ini tentu memiliki alur dan prosedur, namun kita tidak akan mengupas lebih banyak tentang prosedur “Lost and Found” ini. Hal terpenting yang perlu kita ketahui disini adalah, jika kita memposisikan diri sebagai orang yang sudah bekerja di hotel, atau menjadikan dunia perhotelan sebagai calon sumber mata pencaharian kita, kejujuran menjadi hal yang bersifat krusial dan sangat diperhatikan oleh setiap manajemen hotel. Pelanggaran terhadap tindakan ketidak-jujuran ini bisa mengakibatkan seseorang diberhentikan masa kerjanya dari hotel, saat itu juga! Beberapa kasus pernah terjadi, ketika pegawai hotel menemukan barang milik tamu kemudian tidak melaporkan kepada Supervisor atau Manager dan memilih untuk menyimpannya semata untuk keperluan pribadi, ketahuilah bahwa banyak CCTV (Closed Circuit Television), red) yang akan merekam jejak aktifitas kita sebagai karyawan hotel. So, jujur! itu penting! Sangat Penting!
VALET PARKING
Terakhir, ada satu lagi istilah dalam dunia kerja perhotelan bernama “Valet Parking”. Istilah ini berarti layanan parkir yang disediakan bagi tamu-tamu hotel berbintang. Namanya juga hotel berbintang, kebanyakan memang lebih banyak memiliki area parkir kendaraan yang letaknya sedikit agak berjauhan dengan bangunan hotel itu sendiri. Sehingga keberadaan “Valet Parking” ini tentu akan sangat membantu bagi para tamu-tamu hotel dalam urusan memarkir kendaraan dengan aman dan nyaman.
BACA JUGA : MUDAHNYA BELAJAR BAHASA INGGRIS PAKAI CARA INI (PEMULA BANGET SILAHKAN MASUK..!!)
Dengan adanya fasilitas ini, para tamu cukup turun dari kendaraannya di depan Lobby Hotel dan menyerahkan urusan memarkir kendaraan kepada petugas “Valet Parking”. Sepintas memang terlihat sepele, namun jika kita adalah tamu dengan mobilitas tinggi yang punya sejumlah agenda dengan jadwal yang ketat, tentu kita tidak mau kehilangan waktu dengan berlama-lama di area parkir untuk mencari spot parkir yang pas untuk kendaraan kita bukan?
Demikianlah 5 istilah terpopuler dalam dunia kerja perhotelan versi penulis, artikel ini terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis sebagai alumni NCL Madiun yang pernah bekerja di hotel bintang 5 di kawasan Surabaya, Jawa timur ditambah rangkuman dari berbagai sumber sebagai aktualisasi penyusunan artikel. Semoga bermanfaat dan salam NCL Madiun, Reach The World With US!
Komentar Terbaru