NCL MADIUN, Agustus 2019 – Bernama lengkap Ferry Pratama Sembiring Meliala atau yang lebih akrab disapa dengan panggilan “Ferry”, merupakan pria asli kelahiran Yogyakarta yang punya darah keturunan Batak. Lulusan SMK Dwiwarna II Medan yang melanjutkan pendidikan di NCL Madiun sebagai mahasiswa Gelombang 2 TA 2018-2019 ini punya cerita menarik seputar perjalanan dan cita-citanya yang ingin bekerja di kapal pesiar. “Sejak SD saya itu sudah punya cita-cita ke kapal pesiar. Mangkanya terus saya mencari sekolah perhotelan kapal pesiar, terus disarankan sama paman untuk ke NCL aja. Meskipun kalau dipikir jauh juga ya dari Medan ke Madiun, tapi saya merasa senang dan bersyukur. Karena di NCL Madiun ini saya merasa berada di jalan yang benar menuju cita-cita saya untuk bisa ke kapal pesiar.” ungkap Ferry.
“Sebenarnya saya itu bukan anak perhotelan, saya sekolah di Medan, sekolah teknik, lulus tahun 2012 jurusan pemesinan. Setelah lulus saya berangkat merantau dari Medan ke Pekanbaru, saya bekerja dulu di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri material bahan metal di posisi paling bawah, tukang pungut besi tua, terus naik jadi operator mesin bubut sampai jadi tukang pengelasan. Kalau ditanya kenapa, ya tentu saja buat cari modal bisa sekolah perhotelan” mas Ferry mengawali cerita seputar perjalanan hidupnya.
BACA JUGA : Khoiri Aziz: “Saya Terharu Mengingat Perjuangan Saya Di NCL Madiun”
“Sekitar 7 tahun saya bekerja setelah lulus sekolah. Sebenarnya sih tidak perlu selama itu, target saya hanya beberapa tahun saja lah, mungkin 1 atau 2 tahun bekerja begitu, cuma maklum, karena saat itu saya masih seneng-senengnya cari uang, saya menjadi konsumtif, suka beli barang-barang, intinya agak susah buat menabung. Apalagi pas saya ambil cicilan motor, untung saya belum terlambat masuk di NCL ini, kan maksimal sampai 28 tahun ya, jadi saya masih punya kesempatan” pungkasnya.
BACA JUGA : Daniel Somba, Calon Dokter Yang Jatuh Cinta Dengan Perhotelan
“Jujur saya sebenernya ragu waktu mau masuk ke NCL, kalau bukan karena paman saya yang merekomendasikan, mungkin saya tidak jadi ke NCL. Sorry to say (maaf, permisi ijin bicara, red), saat itu tuh NCL tidak meyakinkan buat saya, apa bener sekolah kayak gini (sekolahnya bentuknya masih kayak rumah sewa, red) bisa membawa alumninya kerja ke kapal pesiar? Jadi ya saya itu masuk NCL karena saya ikut kata paman saya aja, menurut beliau kalau kamu ingin ke hotel atau kapal pesiar, sudahlah ke NCL aja, bilangnya begitu ke saya” cerita mas Ferry.
BACA JUGA : Laurensius: “Awalnya Tidak Percaya, Ternyata Sebesar Itu Ya Gaji Anak Perhotelan”
Ingin mengetahui lebih banyak, redaksi yang menyusun artikel ini juga sempat menanyakan lebih lanjut, soal kesan-kesan selama di NCL kepada mas Ferry. “Satu hal yang membuat saya menepis anggapan awal kalau NCL itu jelek adalah karena dosen dan pengajarnya. Waktu itu saya berpikir, kalau pengajar dan dosennya aja orang-orang hebat, berpengalaman, banyak wawasannya, bahkan ada yang rela mengajar pulang pergi dari Solo ke Madiun, saya berpikir, berarti ada sesuatu di NCL Madiun ini, sesuatu yang tersembunyi dari penampilan luar nya yang biasa-biasa aja. Oleh sebab itu, kesan saya ketika masuk dan mengikuti pendidikan di NCL Madiun tidak lain adalah Takjub! Istimewa! Luar Biasa! Beda jauh dengan ekspektasi awal saya! Saya bingung mau ceritanya bagaimana, pokoknya kalau tidak masuk dan merasakan sendiri, ya susah mengibaratkannya” ungkap mas Ferry.
BACA JUGA : Sering Diremehkan, Alumni SMAN Jogorogo Ngawi Ini Justru Bersinar Di Perhotelan
Pria kelahiran Oktober 1994 yang menyukai bahasa Inggris ini juga menuturkan sebuah motivasi soal bahasa Inggris. “Bahasa Inggris itu seperti alat serbaguna yang bisa menghasilkan banyak hal positif dan bermanfaat, baik relasi atau kenalan, potensi untuk mendapatkan uang melalui karir dan pekerjaan.” Selain itu, mas Ferry juga berbicara soal passion. Perhotelan ini adalah passion saya, karena soal passion itu buat saya penting, penting sekali. Melalui passion inilah kita bisa bilang do what you love and love what you do”
BACA JUGA : Remaja Lulusan NCL Madiun Ini Sudah Punya Gaji Setara Manager!
Pada intinya saya senang, saya bersyukur, saya merasa saya sekarang berada di jalan yang benar untuk mencari uang. Kalau dulu sewaktu saya bekerja, saya menerima upah atau gaji sekitar 1 jutaan per bulan. Disini (Ayana Hotel, Resort and Spa Bali, tempat mas Ferry menjalankan Internship/On The Job Training, red) saya bisa mendaparkan uang tips sehari di angka 700 ribuan, bahkan saya juga sudah menemukan pola, bagaimana sedikitnya saya bisa pasti dapat uang tips 50 ribu dari tamu. Saya menjadi semakin semangat karena itu. Kalau di hotel di Indonesia saja sudah sedemikian besarnya hasil yang bisa kita dapatkan. Apalagi kalau nanti di kapal pesiar.
BACA JUGA : Prestasi Alumni SMK Pogalan Trenggalek Lulusan NCL Madiun Yang Membanggakan!
Soal berbagi tips, mas Ferry di ujung wawancara juga menyampaikan tips agar bisa mulai membina diri membentuk sikap sebagai seorang calon hotelier, khususnya kepada calon-calon generasi penerus di NCL Madiun juga kepada mahasiswa aktif yang tengah mengikuti pendidikan di NCL Madiun. “kuncinya di bahasa Inggris. Speaking english, easy money, no english no money (bisa bicara bahasa Inggris, mudah mendapatkan uang. Tidak bisa berbahasa Inggris, maka ya tidak bisa mendapatkan uang, red), maka biasakanlah untuk berbahasa Inggris, bagaimanapun caranya, saya tau mungkin sebagian orang menganggap bahasa Inggris itu sulit, tapi juga harus tetap yakin, percaya diri, semangat dan terus berusaha. Karena sulit, bukan berarti tidak bisa. Sulit bukan berarti tidak mungkin, temukan caranya, otomatis nanti ketemu hasilnya.” selesai.
Leave a Reply
Your email is safe with us.